Saturday, October 6, 2018

WOS SINAN ( PERIBAHASA )

WOS SINAN (PERIBAHASA)
Mengikuti konteks linguistik (Wos Byak = Bahasa Biak) "Wos Sinan " berarti jenis bahasa menurut strukturnya adalah bahasa yang hanya digunakan dan dimengerti oleh kalangan tetua adat atau golongan elite didalam struktur sosial orang Byak (Snonkaku Byak). Diera keterbukaan ilmu pengetahuan dan tehnologi diperkenalkan melalui tulisan Dr(h). Drs. Lamech Ap, M.Si dengan sebutan SUPRI MANGGUN - mereka! golongan pemegang hak kesulungan atau pemilik hak utama atas tanah ulayat (Baca : Golongan Mandaman dan Golongan Women).
Didalam komunitas tua-tua adat Byak, ungkapan bahasa atau Wos Sinan masih terpelihara, namun jarang menggunakan dalam ber-tutur sapa! kecuali, pada situasi tertentu seperti : Dalam urusan-urusan adat ; oleh generasi muda selalu menyebutkan ungkapan-ungkapan tertentu untuk dipahami dalam konteks kekinian sebagai filosofi orang Byak atau juga dimaknai adalah sebagai ungkapan " Peribahasa "
Beberapa ungkapan WOS SINAN yang dimaknai PERIBAHASA, diantaranya :
1. " WOS YABO WURNO KYAFBA "
      Terjemahan bebas : Bicara memasak tapi belum gantung panci diatas nyala api
      Makna tersirat : Berkata ingin menolong tapi tidak melakukan.
2. " KOSARO ROFNO BESEWER "
      Terjemahan bebas : Merajut jala dengan menggunakan ukuran mata jala yang berbeda
      Makna tersirat : Cari atau gunakan cara lainnya lagi.
3. " KOWAPUK RO AIBAKNA BO "
      Terjemahan bebas : angkat taruh diatas batang kayu dan potong
      Makna tersirat : memutuskan sesuatu dengan cepat, tepat, dan tegas

Semoga bermanfaat,

Penulis : > Mananwir Keret Kmoer

TANJUNG BIMONI DI WOMBONDA
Konon di pantai tanjung Bimoni Wombonda kisaran tahun 1964, ada satu buah rumah bertiang kayu buah, didinding dari gaba2 { dari pelepah pohon sagu disebut amper/ bhs biak }. Rumah ini hanya dihuni seorang tua laki-laki yang deformitas. Laki-laki tua ini selalu duduk diposisi pintu rumahnya yang menghadap ke tanjung BIMONI. Tepat dibatas pantai tanjung tumbuh pohon kelapa; melalui kelapa inilah sering kali bisa membebaskan dan sekaligus membantu orang-orang lalu lalang menggunakan perahu dayung (tenaga manusia ) dari dan ke kota biak tempo itu.
Sebuah pohon kelapa di tanjung bimoni, tumbuh subur dengan daun yang padat maupun sarat buahnya. Disaat-saat tertentu oleh perahu yang melintasi tanjung bimoni dan secara kebetulan tidak menggunakan layar yg paten seperti biasanya mereka singgah ditanjung untuk memotong 1 atau 2 pelepah daun untuk sekedar pengganti, sebagai layar agar mengurangi menggunakan tenaga full mengayu; kecepatannyapun lebih lagi dari hanya mendayung. Menurut cerita pengalaman orang lain yang pernah melintas disini, mereka mengambil buah kelapa tesebut untuk melepas rasa haus. Dan tidak merasa ada orang lain mengaku memiliki atau menanam kelapa tersebut hingga kepada kompling juga melarang.
Suatu ketika di tahun yang sama, umur saya masih bayi, awin berniat menemui kaka kandungnya " awin eba, namanya Juliana " , kawin dengan keret Rumkabu, di Korido. Awin mengajak kakanda sy yang sulung, dan om saya namanya Niko usia mereka saat itu masih kanak'kanak kir2 10 - 12 tahun. Awin sendiri fyara(kemudi) dan om sy paling depan (nya rawen) dan kakanda sy duduk dekat sy; ditidurkan awin didalam perahu ( wai papah) tidak pakai arsen---dijamin perahu tidak masuk air kedalambya. Ketika mengayu perahu besar ini berangkat dari kampung kelahiranku " Krisdori " atau pada waktu itu dikenal " mun byak " (skarang termasuk swandiwe)membuat orang2 sekampung mulai mengawatirkan dan membicarakan keberanian awin mengayu perahu sebesar " wai papa " yang katanya sudah berlabuh berhari-hari diair laut dan tidak bisa didayung sendirian apalagi hanya seorang wanita dan anak2 kecil.
Di tanjung bimoni perahu yang dikomandani awin, (fyara); awin memutuskan singgah dan meminta om saya turun untuk memotong satu pelepah daun kelapa sebagai agar bisa cepat sampai di korido.DAN ketika om saya sampai dan memotong satu pelepa daun kelapa---secara tiba-tiba dikagetkan dengan suara keluar dari rumah satu ditanjung......( ditirukan awin )
" kobeyo....mkoramumbrai munde i___do......mkuno awun e......
Insama mko buk da___wu__ne......inja mkowapuk srai ram iya___ba....
( logat wombonda )
Sebegitu ketakutan om saya hingga hampir meninggalkan daun yang sudsh dipotong........tetapi awin mencoba mensuport dan mengatakan " WAMKAK AWER IBA NA MYUN DOYOBA....MBA IMA MANIS MONADA RIRYA....BYARK RO MOB OSER MBOI SWADONYA IBA MONDA...)
Penulis : Anak kampung Krisdori mun byak ( warbyak )

Top of Form


PANDANGAN MASYARAKAT BYAK
TENTANG KEKURANGAN GIZI ( Media Orang Biak )
SUATU SAAT PETUGAS KESEHATAN ( MANTRI JAMAN TAHUN 1980AN )
MELAKUKAN PENYULUHAN DI SALAH SATU KAMPUNG DI BIAK BARAT. PETUGAS PENYULUH MENYAMPAIKAN DENGAN SEMANGAT BAGAIMANA KEADAAN ORANG YANG KEKURANGAN GIZI DAN YANG KECUKUPAN GIZI. TERUTAMA UNTUK IBU HAMIL DAN ANAK-ANAK.
Respons masyarakat kepada petugas penyuluh kesehatan ( promkes jaman now ), menyampaikan analogi dari " postur dan gaya berjalan "
Begini cara pandang dan analogi orang kampung yang tidak kampungan!
( dengan antusias menyampaikan pemikirannya tentang kurang gizi )
Wos Byak
" amberre...! kaku, kaku ro wos bani....bin e,...romawa.... bero mnu inen syama sanan indo, sanan kukr sayorba.....manfnai bekrafnoba.....!
Inja....simbran indo....mamriryakada ...sekfa rya ..BE BEK NO......!!!
Translate (terjemahan )
" Benar....benar...apa yang mantri sampaikan......perempuan-perempuan dan anak-anak dikampung ini kalau makan .....tidak makan lengkap pake sayur dan daging........jadi,......klo lihat mereka jalan.....langkahnya seperti BEBEK......"
Analisa postur (berarti) :
# Mm. Gluteus (otot pantat) memanjang kebelakang & menjulang keatas
Mm. Abdominal ( otot perut ) lordosis /membuncit
# gerak /cara jalan kaki kiri/kanan melangkah membentuk busur, sangat lambat berjalan......kecuali diusir.....sedikit cepat hingga terbang jatuh.....

By. Malex Kmur, A.Md.FT, SKM


MANDABABO ( Penguasa Baru )
(Cerita rakyat )
Kisah legenda Sekfamner, juga terjadi dikampung Fenomenal Napdori, distrik swandiwe (peta pulau biak bagian barat) berawal mula dari seorang anak manusia yang meng " AQ " dan menjawab dengan menggunakan bahasa yang diejakan Sang Awin (ibunda). Man----da-----Ba----bo. (Mandababo)
Alkisah! Kampung yang disebut Napdori,,sesuai arti kata yang membentuk nama kampung napdori, berarti : " karena didalam kampung ini terdapat jenis batu-batuan kecil hanya ditemukan dipinggir sebuah kali atau pinggir air sungai ". Kampung yang konon didalamnya hidup juga seekor ular raksasa disebut menurut sebutan nama kuno " Korben " cara menyebut dengan bunyi lafal fonem " b " tidak jelas; memberi garis bawah pada fonem b, artinya huruf b dimaknai menjadi huruf mati ( bunyi b...we)
Korben, seekor binatang memiliki kisah mistik ini, dari turun temurun menjadi momok atau ancaman bagi penduduk kampung napdori---suatu saat tertentu ketika menyerang kampung haruslah memangsa anak manusia, dan tidak bisa dielakan! Keadaan menyerang dari seekor korben, selalu dipicu oleh bau ikan tertentu yang dibakar dan aroma bau tercium oleh si Korben.
Mnu Napdori iprime, snongaku nowerfa sbe boyasiba ( artinya : kampung ini telah dingin/sepi karena tidak ada aktifitas manusia yang menghuni dan melakukan kegiatannya lagi...!!!!)
Hanya tersisa dan tinggal 2 (dua) sosok anak manusia yang menghuni kampung, yakni Sekfamner dan ibundanya. Sang Awin mulai mengkhawatirkan keselamatan anaknya yang tumbuh besar sebagai remaja dan sudah pemuda gagah. Hingga muncullah ide dari Sang Awin, tiada jalan lain selain mengajar Sekfamner untuk menaklukan " Korben " binatang buas yang menelan manusia dan termasuk harta benda milik manusia.
Inilah strategi dan siasat yang digunakan untuk membunuh raksasa dari seorang pemuda " mandababo " diajarkan sang Awin, memerankan tugas-tugas seprti berikut ini :.................
" sekfamner, pergilah dan kumpulkan batu-batu kerikil yang banyak dan buatlah 7 para-para secara bertingkat mengikuti tinggi dari sebuah bukit. Setiap para-para ditumpukkan batu-batu kerikil diatasnya. Dan, sekfamner telah melaporkan kepada Awin, semua tugas dan perintah Awin sudah dilaksanakannya.....kemudian, awin memberikan tugas lain yang masih terkait tugas pertama .....sekfamner, pergilah kepantai dan tangkaplah seekor ikan nama ikan itu " inamas " bawalah kemari kalau sudah tangkap ikan ini. Tugas inipun berhasil dilakukan dengan baik dan Sekfamner menunjukan kepada sang awin, persis seperti yang dimaksud oleh awin (sang bunda). Tibalah saatnya aksi yang dirancang sang bunda dilakukan bersama sekfamner si pemuda gagah perkasa. Selanjutnya......Sang bunda merasa penting untuk menjelaskan kepada anaknya peran mereka masing-masing menghadapi raksasa Korben....."
Awin : menyalakan api, dan mulai membakar kayu sekaligus membakar batu disetiap para2 hingga menjadi batu yang membara, sekfamner ditempat pada para2 pertama paling rendah,,karena awir sudah membayangkan anaknya lebih gesit dan cekatan bergerak.....awin memerintahkan Sekfamner membakar ikan (inamas) untuk memancing Seekor Naga keluar dari persembunyian.......Awin memberikan petunjuknya....jika Si Korben, mulai mencium bau ikan ini, dia akan datang segera.....apabila korben muncul dan bertanya seperti ini : MANDABABO ke Mandakwar...???......maka, segera jawab dia, dengan mengatakan : Mandababo....JIKA menjawab seperti itu, korben akan merasa ada penantangnya.......dan dia akan semakin ganas dan menyerang......! Tak lama berselang ikan itu dibakar dan aroma ikan sudah tercium oleh Korben.....
Suara gemuruh angin dan tumbangnya pepohonan tumbuh disepanjang jalan yang dilalui si Korben mulai terdengar.....tak lama kemudian memuncul kepalanya...dengan kesombongannya, karena merasa tak pernah ada makluk manusia yang berani dan bertahan melawannya.......dengan suara lantang oleh kecongkakannya .....bertanya.....MANDABABO KE MANDAKWAR ( Artinya : Pendatang baru ka.? Atau...penghuni yang Lama disini.....) dengan spontan tanpa ragu-ragu penuh keberanian, tidak menunjukan rasa ketakutan pemuda Sekfamner menjawab seperti diajarkan Sang Awin.....MANDABABO....WUI...WUI.....MANDABABO ( artinya : melompat-lobat sambil menjawab....pendatang baru.......).Sembari mempersiapkan parang digenggaman tangan kanan nya, busur dan anak panah disebelah kiri merupakan peralatan persiapan perang nelawan si Korben.
Si Korben mulai menunjukan kekuatannya.... membuka mulut lebar2 sambil mengambil ancang-ancang menerkam sang anak muda, mengarahkan mulut nya kepada sekfamner, tetapi sekejap kilat Sekfamner dengan lincah sudah memotong tali2 yang mengikat para2 hingga batu2 yg sudah jd bara runtuh mengikuti para2 dan semuanya tertelan dan masuk kedalam mulut si Korben yang sudah terbuka lebar....! Segera sekfamner berpindah ke para2 kedua, ketiga..... dan.....seterusnya..... dikejar trus hingga kepara-para tingkat ke-6 , disana sang Awin berada diposisi para2 ke7 memberi perintah dan terus memperhatikan serta mengingatkan Sekfamner.....rupanya Korben mulai menunjukan ketidak berdayaan, Saking tak tahan sekian banyaknya batu membara yang sudah ditelannya, si Korben, membentur-benturkan kepalanya dan ingin menghabiskan kedua makluk manusia yg sudah berada di posisi para2 ke7, saat Korben membuka lagi mulutnya saat itu juga Sang Anak Muda Sekfamner menarik panah dan melepaskan anak panah dari busurnya, dengan akurat masuk dari mulut naga dan menembus semua organ vital didalam tubuhnya. Ketika itulah kekuatannya dilumpuhkan serta seluruh kekuatan si raksasa Korben menunjukan tidak berdaya lagi.....hingga jstuh dan mati.
Sang Pemuda Sekfamner, melompat-lompat kegirangan..sebagai tanda telah menaklukan si Raksasa dan Sekfamner sebagai pemenang. Dan memotong-motong Korben dengan parangnya.....dan potongan-potongan tubuh Korben, tinggal membatu hingga hari ini ......di tempat ini ada keluar air....mata air ini disebut " Wur Afyak!......dimasa kecil, penulis sering bermain ditempat ini!
Penulis :
Cucu dari Insar Apus Bin Kararbo (Awin dari Bapa) asal dari kampung Napdori.
Gambar mungkin berisi: 1 orang, tersenyum, dekat



MAN FUN & FUN MAN
Belum banyak diantara kita orang Byak, tidak mencari dan ingin tahu, tentang sebutan Manfun dan/atau Funman?. Mungkin dipandang bukan hal yang serius dan harus diberi perhatian khusus, mungkin juga dari sisi bahasa sudah jelas dalam bahasa Byak (Wos Byak). Karena, telah diketahui umum sebagai nama diberikan oleh orang tua Byak kepada anak laki-lakinya (baca : Snon Byak). Bagi kalangan orang Byak yang penulis ketahui - Panggilan nama atau gelar-gelar tertentu yang disandang memiliki alasan dan keterkaitan dengan pencapaian-pencapaian yang didapat oleh orang Byak yang bersangkutan ; termasuk adalah apabila telah lama tinggal disuatu tempat dan diketahui kemudian sebagai orang yang pertama kali membangun rumahnya. Misalnya, dalam panggilan/sebutan " Kmur Awak " ; Pengertiannya : " Kmur " adalah Marga/Keret orangnya. Sedangkan " Awak " karena yang bersangkutan adalah Anak Yatim. (Awak = Yatim/Bahasa Biak), panggilan ini sekaligus menjelaskan dan membedakan dengan yang lainnya. Termasuk misalnya : Seorang anak piatu yang membangun rumahnya dekat di "tanjung" (= Swapor, bahasa Biak). Maka orang sekampung mengenal dan menyebutnya sebagai anak piatu yang tinggal dekat tanjung ( = Awak Swapor, bahasa Biak ).
Dari penelusuran kepada asal usul kata serta fakta penggunaan nama tersebut dikalangan orang Byak, penulis menemui arti kata yang berpadanan tersebut, namun disatu sisi juga mengalami pergeseran arti dan pergeseran makna yang berbeda menurut sebutan, atau memanggil seseorang dari Funman dan Manfun. Untuk itulah tertarik menulis menggunakan media sosial atau melalui penelusuran ini dan menuliskan fakta-fakta yang ditemui. Selanjutnya ingin membagikan hasil penelusursan ini, jika nantinya belum memenuhi sesuai informasi yang ada dikalangan orang Byak maupun pihak-pihak yang memiliki pengetahuan akurat dari dua kata tersebut diatas. Dapat dijadikan bahan untuk penelusuran bersama berikutnya, dan diskusi secara bermartabat--mengikuti kaidah-kaidah penulisan umum, dan juga lebih penting lagi esensi dan nilai-nilai adat Byak yang kita anut dan perlu dilestarikan.
Dari keluarga saya sendiri, dimana "Up" saya, adalah yang memperanakkan apus, dan apus memperanakan awin saya bernama " FUNMAN " dan untuk menurunkan dari Up saya, memberikan nama kepada anak saya. Secara beruntung proses perkawinan awin, untuk mengabadikan dan merupakan peristiwa disakralkan didalam adat Byak, yaitu "Kobob Manbri be bandiba" dari kamam dan awin sama-sama satu keret (Kawin didalam keret sendiri). Awin saya, menjalani perlakuan istimewa, ibarat bibit tanaman unggul (Adafker) tidak diperjual belikan, namun sebagai bibit unggul yang dapat dikembangkan dan tanaman unggul hanya diproduksi bagi kalangan keret sendiri.
Up Funman bagi kalangan keret Kmur di jaman itu, adalah 'Kamasan, dan yang membuka kampung dengan segala peralatan Kamasan (Asyofor dan dll) disebuah goa kecil (Abyab) dipantai kampung Krisdori. Memproduksi parang, tombak dan gelang Sarag, termasuk kapak dan alat-alat untuk pembuatan perahu.
Konon, nama Funman yang disandangnya adalah nama yang diperoleh sebagai gelar dari Sultan Tidore, ketika itu melakukan perjalanan samudera sampai ke Tidore. Penelusuran kepada Awin, menceritakan bagaimana apus (Ayahnya) mengikuti jejak kaki dan kemampuannya berberlayar, dari ayahnya/Up saya. Dijaman awin kecil, kira-kira sebelum PD II menyaksikan apus mengikuti kapal layar orang Tiong Hoa di Bosnik, berdagang sampai daerah2 diluar Biak.(Korois - sebutan awin kepada pedagang orang tiong hoa). Awin menyaksikan salah satu bendah yang dibawah apus, ketika pulang dari mengikuti ' Korois, berlayar dagang keliling, yaitu sebuah Almanak (=kalender) bergambar wanita-wanita menggunakan jilbab. Awin mengungkap kembali bahwa apus pernah mengatakan kepada awin, suatu saat nanti orang-orang seperti ini akan datang ketempat kita.
Penelusuran saya terkait asal usul kata dan hubungannya dengan Funman atau Manfun. Saya temui kata tersebut, diartikan sebagai berikut : " Man " artinya : laki-laki; & " Fun " berarti : Putera Raja.
Didalam dokumen nyanyian menggunakan teks berbahasa Biak, pada beberapa teks lagu rohani menggunakan " Manfun, sebutan lain dari nama Yesus; dimaknai sebagai Yesus Kristus adalah Putra Allah.......(?). Up saya Funman meninggal sebelum Injil masuk di Krisdori dari Guru Injil pertama Alexander Yenbise 1 November 1930.
Kata kunci : Up = Generasi diatas apus (Kpu)
Penulis : Mananwir Keret Kmoer

MANO SASEREFI

Kenapa Orang Byak menyebut MANO SASEREFI (Burung Saserefi)
Apa itu SASEREFI ( Pengertian Harfiah : Bersolek, Bergaya " Style ")
Diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari jaman kekinian; dapat diartikan sebagai :

~ orang yang suka berpenampilan beda (Tampil beda)

~ orang yang ingin mempengengaruhi orang lain dengan menampilkan berbagai mode baju
~ orang yang menunjukan kemampuannya sbg orang pintar (Ahli dibidangnya) ikut  mengomentari sesuatu topik yang hangat dibicarakan.
~ SASEREFI tidak berarti ikut-ikutan atau meniru atau sombong, atau untuk burung "Manyouri" tidak digolong kelompok Burung Beo....
Bye Saserefi (Hal Saserefi) Penjelasan arti dan makna bahasa kuno (Wos Sinan) 
SASEREFI adalah : Sebagai bentuk " Ekspresi " dari para Manbri, meluapkan kehebatan, kejagoan ketika kembali dari berperang dan berhasil dalam peperangan meraih kemenangan. Mampu menebas habis Rak Mamun (Pasukan Perang ) dari lawan; menyerang dan menumpas sebuah kampung dengan isinya (= Mnu Beprim artinya : segala yg hidup dimusnakan dan suasana kampung jadi dingin)--- Ditandai kelompok penabuh tifa, menyanyikan wor" dow mamun " (nyanyian penyemangat perang) , dan kelompok SASEREFI memegang tumbak dan parang atau perisai (Adai Mamun) sambil menari-nari seolah meragakan ulang cara mereka menombak, memotong dan bagaimana mereka mampu menggunakan adai mamun (Perisai) hingga terhindar dari serangan musuh. Suasana sangat ekspresif, meluapkan kebanggaan dan kegembiraan.
SASEREFI juga ditunjukan/dilakoni oleh seorang Manbri Muda/Snon Kbor ( Menampilkan sisi kemolekannya, keberaniannya dengan upaya mempengaruhi perhatian dari " Insos / Binbyak " , biasanya pada momen-momen tertentu yang dianggap pas dan bisa berhasil membidik langsung ke sasaran si Insos. Seorang Manbri/Mansonanem/Kamasan mereka adalah pelaku SASEREFI. Mengeksplorasi segala kemampuan yang ada didalam diri mereka. Hingga menghasilkan "Si Dia" harus buat keputusan tegas, jika tidak maka, jalan yang harus ditempu terakhir dan dilakukan oleh seorang Manbri yaitu : " Sas Mer " Sasmer (Hampir = Kawin lari ). Namun, Sasmer dimaknai semata-mata untuk menunjukan keberanian Manbri, karena apabila si Insos sudah masuk kedalam rumah disebut "Syun os sapnar " tidak mungkin akan keluar lg, cukup orang tua Insos menuntut mas kawin saja. Jika keluarga insos menuntut Insos kembali itu tidak akan pernah terjadi.


Penulis : Mananwir Keret Kmoer


INDUURR ( hikayat ikan induurr )
Sejenis ikan hias air tawar di aquarium atau seperti Mas Koki, memiliki sisik tebal dan mata besar. Hidup dilaut tidak terlalu jauh dari pantai dan biasanya berada balik batu-batu karang laut, jumlahnya lebih dominan. Dikenal sebagai ikan lebih gampang dimancing dan/atau dipanah dengan menggunakan senapan molo=senjata kayu dipasang kawat beton kira2 1,5 meter ujungnya runcing dan membentuk ujung seperti mata kail (lastop).
Mengapa Induurr sebagai hikayat, karena dari nama yang disandangnya. Yaitu In dan Duurr; terdiri dari dua suku kata. In berarti : Ikan & duurr berarti : air kuah (kuah ikan).
Konon, ikan induurr adalah ikan cukup enak rasa kuanya, bila dimakan dengan makanan seperti : sagu lempeng, papeda bungkus, dan japan beprim https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f4c/1/16/1f642.png?_nc_eui2=AeEh69tjIPy2FscbD6z-pYIJOmaXEYAufnuzs7HMrjNb_XGGlHcfvFqV1nWt5TO8cHHEx-oul6k5wZTLzQYsuXjE3elrMZOozsjz-t9Jr83JNCr0hV-mrb0nXmY7IJUwYOg(=keladi dingin ). Ikan induur juga memiliki nama yang fenomenal dikalangan nelayan kampung yng cukup mahir dalam mencari ikan besar dilaut dalam. Karena, ketika mereka pulang dari melaut, dan mencium bau khas ikan dibakar oleh orang lain/tetangganya membakar induurr, mereka dapat memastikan yg dibakar namanya induur, karena mencium bau khasnya. Dan memastikan induurr yang sedang dibakar gunanya sebagai lauk untuk makanan pembuka (japan beprim). Jika, induurr masih ada yg lebih dan dimasak kuah, maka dapat dipastikan kuahnya saja dan isinya bisa dibuang.
Air kuah induurr tampak dipermukaannya berminyak-minyak,,padahal memasaknya cukup air putih tanpa menambahkan bumbu-bumbu apapun termasuk tidak menggunakan minyak goreng. Ikan induurr rasa air kuahnya enak dan biasanya dicari untuk diminum tanpa diserta makanan. Itulah sebabnya dinamai INDUURR ( KUAH IKAN ).
Ikan induurr tidak perlu dibersihkan sisiknya waktu dibakar, karena akan terhangus oleh nyala api dengan sendirinya. Dan tidak juga membersihkan kalaupun dengan cara masak rebus, karena yang diperlukan hanya kuahnya saja. Untuk diminum oleh para manso in https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f4c/1/16/1f642.png?_nc_eui2=AeEh69tjIPy2FscbD6z-pYIJOmaXEYAufnuzs7HMrjNb_XGGlHcfvFqV1nWt5TO8cHHEx-oul6k5wZTLzQYsuXjE3elrMZOozsjz-t9Jr83JNCr0hV-mrb0nXmY7IJUwYOg(= pemburu ikan berkuah enak dan tanpa bumbu).
Oleh : Anak Kampung Krisdo Swanduwe.
FILOSOFI MANANWIR
Oleh : > Malex Kmur
Mananwir (Leader) dan Babe Mananwir ( Leardership ) atau Pemimpin dan Kepemimpinan menurut versi Orang Byak ( Biak ).
Babe Mananwir atau kepemimpinan versi orang Biak, menganut struktur yang minim personil dan kaya fungsi serta jangkauan luas dalam melaksanakan tugas. Pemerintahan tertinggi ditangan MANANWIR, asisten-asisten berfungsi melaksanakan tugas, terdiri dari : MANSBABYE (juru bicara sekaligus hakim adat ) dan MANPONSAW (juru runding, disebut juga kurir ) dan MANBRI / Ksatria ( Pembelah kepentingan keret dan atau mnu). Dapat dipastikan sesuai dengan filosofinya mananwir adalah seorang yang teguh pendiriannya dan berpegang teguh pada norma-norma adat didalam kepemimpinannya ( babe kakaku = berbudi luhur, sebagai standar moral ).
Mananwir ( pemimpin ) adalah sosok pribadi sederhana snonkaku byak (man/snon=laki-laki) namun berpengaruh pada lingkungan keret dan mnu. Sosok dari garis keturunan " sup manggun " / (pemilik hak ulayat), benana (kaya) bebenabye( berkedulian) besaswar( dermawan) pengetahuan dan penguasaan tentang norma-norma adat byak, kemampuan berkomunikasi kepada semua level didalam struktur sosial, rela berkorban, cakap membuat keputusan yang diterima semua pihak serta lebih menonjolkan sikap dipercaya dan bersikap teguh dalam pendirian.
Babe mananwir ( kepemimpinan versi adat byak ) adalah manivestasi nilai-nilai luhur dan pra syarat melaksanakan kewajiban adat, mentaati dan melestarikan adat istiadat byak. Sedangkan figur mananwir merupakan upaya perwujudan melalui dedikasi kepada " babe kakaku " atau standar moral .
" Apresiasi " adalah pengakuan yang diperoleh sosok mananwir dari pihak lain tentang sosok dipercaya dan yang memegang teguh pada ketentuan adat. Bahwa selama dalam kepemimpinannya, mananwir adalah sosok yang menghadirkan kesejukan, kedamaian dan kesejahteraan. Ungkapan-ungkapan menunjukan apresiasi dan kekeluargaan, seperti antara lain misalnya : Au Kada, Ikada, Mgo kada, Sko kada.Aya kada(diterjemahkan menurut arti dan makna sesungguhnya adalah )
● Au kada ( tatap muka dengan tokoh) { fafisu farkin kawasa bebor ro mnu ine skain kuker mbrobba, rakrokba, mnu ine bye dimau } --- di saat menuntun orang banyak dikampung ini, kampung ini didalam suasana sejuk, damai dan sangat sejahtera.
● I kada ( orang ketiga tunggal ) ungkapan apresiasi kepada mananwir disampaikan dan didengar melalui pihak kedua.
● Mgo kada (orang pertama jamak) ungkapan apresiasi kepada orang yang menikmati keberhasilan kepemimpinan mananwir disampaikan oleh pihak ketiga didengar langsung oleh pihak kedua atas nama mananwir.
● Sko kada ( orang ketiga jamak )
AYA KADA ( Arti dan Makna ) " Aya " {Aku/saya } dan " Kada " { standar/maksimum }
# Aya kada : ungkapan tentang ketergerakan hati dari seorang, untuk merespons situasi tertutama keterpanggilan untuk berbakti~~responsibiltas ini dilatarbelakangi kesadaran diri yang tinggi oleh sumber daya (potensi diri) dimiliki~~bentuk apresiasi pada diri sendiri atas segala pengorbanan hingga mencapai nilai tertinggi didalam hidup~~mencapai tingkat maksimal dan standar. Penulis, pernah mendengar kata-kata ini langsung dari seorang guru di SMA YPK ijin saya sebut : DJ. Wambrauw (almh)..." ...anak kmur ! Bp kasi tau....FC Kamma jadi Doktor karena tulisannya tentang manarmakeri, ....trus, kenapa anak biak yang ingin jadi guru injil dan mau pergi ke pedalaman...mereka ada yang tidak pernah nikmati kota seperti kita, klo mati dikubur saja ditempat.....tapi tetap ada yang mau lagi...??? Karena, berani dan rela berkorban untuk saudara-saudara kita yang lain....mereka sadar pekerjaan menginjil dipedalaman ada resiko.....menutup diskusi! Saya diajak berdoa bersama doa bapa kami didalam bahasa byak.
".........kma ingobedi ro nangi iyasya be snon snon syadi snon snon nakam sup ma swan sikam sisyom Au be Mansren sedi kada, sasoser bedi ryama kada, imnis manfarmyan bero nangi se syowi Au ra ya......
Kesimpulan :
Apresiasi : Dari hal kepemimpinan menurut versi mananwir, apresiasi adalah bentuk pengakuan atas kepemimpinan yang berhasil secara paripurna, bermuara pada cakupan aspek-aspek hidup orang byak. Dan berdasarkan standar norma-norma adat byak. APRESIASI PENCAPAIAN MANANWIR DALAM KEPEMIMPINAN KERET DAN KEPEMIMPINAN MNU TIDAK DAPAT DIPADANKAN DENGAN RECORD DARI PIHAK MANAPUN.
Ungkapan pengakuan dan penghargaan atas diri sendiri (Aya kada dan/atau Au kada, I kada, Mgo kada, Sko kada ) kepada orang lain bermakna tanggungjawab moral. TIDAK dimaksudkan dalam tataran arogansi.
Kata Kunci : sikap dipercaya; sikap teguh
Penulis : > mananwir keret kmoer
Gambar mungkin berisi: pohon, tanaman, luar ruangan dan alam



DOSAM FASAUSAU ( Temperamental )
Sesungguhnya suku etnik byak (suku orang biak asli ) ditinjau dari sudut kebahasaan memiliki cukup perbendaharaan bahasa untuk menjelaskan arti dan makna dari sikap dan/atau bagaimana pribadi maupun sikap terhadap lingkungan hidupnya. Untuk mengidentifikasi sikap yang lebih sering ditonjolkan, maka dapat menjelaskan " dosam fasausau " dengan mengacu dari ( KBBI )secara harfiah terjemahan pengertian adalah : cepat marah, cepat panas hati atau cepat emosi " Terdiri dari arti menurut suku kata seperti : [Do artinya : dalam; Sam artinya : panas; Fasau artinya : cepat dan fasausau artinya : cepat-cepat---- mengandung maknya : temperamental ]
Saya cenderung menggunakan diksi " cepat emosi / emosi cepat naik " mungkin lebih familiar dimaknai dan diartikan oleh orang biak sendiri, selain diksi-diksi yang juga umum serta sering ditonjolkan dalam pergaulan hidup sehari-hari seperti : sumbu pendek; cepat naik darah; tensi tinggi dan lain-lainnya, dipakai sebagai bahasa untuk membantu menjelaskan sikap yang ingin ditujukan sebagai sifat atau sikap dari orang-orang biak. Berdasarkan dari sudut pandang dan realita sosial secara kasat mata, dan umumnya cenderung pandangan ini menilai negatif menyimpulkan menjwadi kebodohan, sikap arogansi dan lain sebagainya.
Ingin mengatakan sebagai jaminan, jika sikap yang menonjol disini bukanlah gambaran untuk mengidentifikasi orang byak memiliki " emosi yang labil " tetapi sikap emosional yang menunjukan ciri, watak dan karakter yang juga mencakup emosi-emosi yang lainnya bersumber pada orang byak dan nilai-nilai yang diturunkan dari leluhur byak, ww diklasifikasi dalam tata bahasa biak (wos byak) " SNONKAKU [MANUSIA] ; BEKAKU / [BERBUDI LUHUR ] "
SNONKAKU BYAK [ORANG BYAK ] BEFRUR KAKAKU [ senantiasa berbuat atas dasar dan menjunjung kebenaran ]
Byak Bekakusya Rari sena naisine { emosi-emosi ini } :
1. BEBESYOWI { taat terhadap kewajiban adat istiadat }
2. BEBENABYE { dermawan }
3. BYEMANBRI { memiliki sifat ksatria }
4. BEFADADURU { berkepedulian }
5. BESASWAR { mengasihi }
6. BESAMBRAB { memiliki kekuatan/ kuat secara sosial, ekonomi, moralitas}
7. BENANA { memiliki harta }
Kata kunci : KARAURAUW NO ( Orang Biak Tidak Mengenal Budaya Mencuri )
Penulis : Mananwir Keret Kmoer






DANSUS / ANSUS ( Menyusui Bayi )

Sekelumit frasa-frasa (wos byak) yaitu DANSUS / AN~SUS, mengungkap rahasia dibalik makna menyusui bayi, sebagai perspektif awin/binbyak (perempuan biak). Sudah menjadi kodrat dan tertanam didalam benak setiap insan wanita--melahirkan dan menyusui; kepada perempuan didalam suku dan adat byak, termasuk setiap perempuan kawin kedalam keret (perempuan diluar keret dan suku byak) kewajiban mengajarkan ritual menyusui kepada seorang pengantin wanita, dalam hal persiapan sebagai calon ibu bagi seorang anak bayi (melahirkan manbri ), keluarga inti (suami dan keluarga suami) dan keret( keret besar dari suami); diajarkan oleh ibunda (awin) dan/atau ibu mertua ( inbanyo)merupakan kewajiban bersama dalam ungkapan 'wos farkarkor sinan, (pengajaran tetua-tetua adat).
Dansus/An~sus..?? Ada apa dengan frasa dansus/ansus, toh! pengertiannya telah dijelaskan dan berarti " MENYUSUI BAYI " mungkin dididalam mindset kita sama dengan orang kebanyakan, yang diberikan adalah " memberi minum ASI " Ibu memberi minum air susu (air susu ibu) kepada bayinya!
Bermakna dan proses menyusui yang unik; bernilai ritual, terutama jika anak yang disusui pertama juga adalah romawa erak ( anak sulung ). Periode awal terjadi pasca persalinan sebagai di sebut menjadi " gold period " atau periode emas dalam menyusui. Prosesi didalam periode DANSUS dimaknai sebagai HIDUP KARENA MAKAN~berlangsung hingga saat ketika prosesi adat WOR MAMAM~wor / pesta transisi (Upacara memberi makan lunak pertama kepada romawa erak). Ketika upacara memberi makan dari kunyahan (mam) seorang awin telah usai, namun sang bayi masih menginginkan untuk disusui, maka sebut sebagai " kyafkaker ro sus " artinya masih bergantung kepada ASI, disaat inilah tidak menyebut lagi sebagai 'Dansus/ansus, tetapi, menyebut dengan Din'msus.

Penulis : Malex Kmur, SKM

AWIN DAN SASOR YA ( AYA) 

WOR MAMAM
( Konsep kesehatan dan perlindungan anak suku bangsa Byak)


Dua fase penting untuk mempersiapkan anak yang akan lahir kedalam sebuah lembaga keluarga (snonkaku byak = manusia biak). Bagi pasangan penganting baru, diharapkan anak yang lahir adalah " romawa erak " { anak sulung laki-laki }. Hak kesulungan; hal mana berhubungan erat dengan menganut prinsip patrilineal, garis keturunan ditarik menurut garis laki-laki. Berkenaan hak kesulungan mana kala kelahiran anak pertama jenis kelamin wanita! hak kesulungan tetap dijatuhkan kepada seorang anak laki-laki, laki-laki pada orang Biak mempunyai kedudukan yang sangat penting. Laki-lakilah yang dapat meneruskan keturunan keret mereka bukan perempuan, karena perempuan dianggap akan memberikan keturunan untuk keret suaminya.
ad #1(fase) awin dansasor ya;

Tanggungjawab bagi insan anak manusia yang menerima takdir menjadi binbyak atau predikat adat awin ( = dewi ) dimulai dari " perenungan " dan proses konsepsi embrio terjadi didalam kapar mandwam(= kandungan).
~ Aspek pengetahuan awin; dipandang perlu dan penting bagi awin pada fase ini, memacu pengetahuan awin tentang jenis-jenis makanan. Dari sudut pandang kualitas dan kesehatan. Perhatian utama kepada kualitas dari bahan makanan yang terbaik, jenis tumbuhan/ tanaman yang berasal dari bibit unggul (adafker); paham tentang sehat dan sakit (jenis makanan tidak mengandung racun https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f4c/1/16/1f642.png?_nc_eui2=AeEh69tjIPy2FscbD6z-pYIJOmaXEYAufnuzs7HMrjNb_XGGlHcfvFqV1nWt5TO8cHHEx-oul6k5wZTLzQYsuXjE3elrMZOozsjz-t9Jr83JNCr0hV-mrb0nXmY7IJUwYOg(= an mamur), disajikan diawaktu yang tepat (anan arwo, anan orkoke, anan rob). Tidak mengkonsumsi makanan dingin (ro be an beprim). Pada fase kelahiran anak pertama dikenal seorang awin(ibu yang msedang mengandung), bila perlu masak masak makanan baru, sekalipun makanan lebih dimalam hari, masih layak di konsumsi atau dengan cara proses pemasakan ulang dari bahan yang sama untuk memanaskan--jenis daging, ikan dan minum (war besren atau air bersih) tertentu. [awin dan sasor ya ].
~ Aspek pengawasan dan perhatian, dilakukan oleh ibunda dari awin dan inbanyo (=ibu mertua /mama mantu). Ibunda dari awin maupun inbanyo sama-sama memberi perhatian dan mengawasi awin yang sedang mengandung, terutama inbanyo, hal ini penting karena terkait dengan anak yang dilahirkan untuk menurunkan nama keret pihak suami /anaknya. Dan bagi ibunda dari awin untuk dan selain tanggungjawab sebagai orangtua kandungnya dan untuk alasan telah menerima mas kawin hingga perlu ikut mengawasi dan menjaga persiapan hingga melahirkan dari anaknya( Nilai-nilai adat).

ad 2# (fase) Wor Mamam

Fase tanggungjawab awin dan selebihnya sudah menjadi tanggungjawab keluarga dan keret suami (ayah kita). Dintandai dalam suatu wor mamam(=pesta upacara penyapihan) dimana saat ini anak mulai diberi mamami ( dari hasil kunyah ifen/talas dilumatkan, bentuk bulat seperti 1 pentolan bakso) Sebagai pertanda anak mulai disuguhi makanan lumat, transisi antara Dandus/Ansus ( ASI atau air susu ibu) dan makanan selayaknya orang dewasa. Wor mamam adalah peristiwa istimewa hanya dilaksanakan bagi romawa erak (anak sulung). Selain itu, itu tidak dilaksanakan pesta dan/atau wor mamam, namun prosesi transisi mamami juga dilakukan bagi setiapcanak yang dilahirkan dalam sebuah lembaga terkecil keluarga. Pesta dan/atau upacara adat dan sakral " wor mamam " termasuk fanfan, hingga ararem (membayar mas kawin) adalah simbol status sosial, membuktikan adanya suatu prestasi kerja atau nilai dari usaha dan kerja keras.
Penulis : 
Oleh : ☆《 Malex Kmur -- ☆《 Mananwir Keret

ARUKEN ( IKAN PORO BIBI )


ARUKEN ( IKAN PORO BIBI )
Tergolong jenis ikan laut, bentuknya bulat bisa mengempis dan mengembang badannya hingga duri yang tajam disekujur bulatan tubuhnya berdiri tegak tajam, sebagai cara untuk mencegah atau membelah diri jika dalam keadaan terancam bahaya. Dikalangan masyarakat nelayan seperti di Biak, mengenal dengan sebutan '" ikan poro bibi ". Selain nama daerah yang diberikan oleh orang tua byak menurut artinya. Memang tidak banyak yang tahu tentang cerita rakyat orang byak yang mrnjadi alasan hingga nama ini disebutkan kepada ikan yang diartikan sebaga poro bibi ( perut besar dan makannya banyak).
Nama Aruken berasal dari bahasa biak berarti : " Sangkal/menyangkal ". Konon bermula dari cerita rakyat " Mankabras dan Aruken " Cerita rakyat mengisahkan tentang sifat kedua jenis binatang yang ekosistim hidupnya dilaut. Yaitu : Mankabras ( kepiting ) dan Aruken (poro bibi/.....?). Kedua jenis ikan ini pada suatu ketika terikat dalam pertemanan akrab dan lebih jauh perjalanan persahbatan, karena merasa senasib--sepenanggungan, seperti kata dalam peri bahasa " berat sama dipikul ringan sama dijinjing " ibarat makanan sekecil apapun dapat dibagi secara adil dan selalu menikmati dalam kebersamaan. Keduanya memiliki hubungan persabatan tak pernah tercederai oleh apapun dan berjalan normar-normal penuh keakraban.
Tiba pada suatu hari kedua makluk yang seiasekata ingin menjaga hubungan persahabatan lebih langgeng ini, saling mengajak karena keinginan yang sama ingin makan buah kelapa. Untuk itu sepakat mencari buah kelapa bersama. Mereka dua bergegas mencari dan sampailah dekat pohon kelapa berada dipinggir pantai, mereka berdua kemudian sepakat dan akhirnya si Mangabraslah yg lebih tepat bisa memanjat pohon kelapa. Sedang Aruken yang menunggu dibawah. Kesepakatan lain yang sudah diambil adalah semua buah yang diturunkan harus ditampung didalam perahu dan mrnunggu mangabras turun, sesudah itu mereka mencari tempat yang lebih aman dan sepi kemudian menikmati buah kelapa secara bersama-sama. Kesepakatan kali ini ternyata tercedera oleh ulah si Aruken; setiap buah kelapa yang diturunkan mangabras, semuanya ditelan dan tanpa menyisakan satu buahpun. Ketika si mangabras turun dan bertanya dimana buah-buah kelapa? Si Aruken mulai berkilah,,....dan mengatakan " setiap perahu yang datang dan berlayar lewat ditempat ini saya bagi kepada mereka....jadi tidak ada yang sisa, Aruken menyangkal sudah menelan buah kelapa itu sendiri......!!! Tanpa menunjukan marah kepada Aruken, Mangabras berkata.....baiklah! kalau begitu kita segera pulang agar kita bisa mencari makanan karena sudah lapar....! Mangabras tetap bersabar dan ingin menjaga persahabatan yang sudah lama berjalan diantara Aruken dan Manggabras
Aruken dan Mangabras segera kembali dengan mengayu kencang percahu kecil yang mereka tumpangi. Kira-kira tidak lama perjalanan, mereka menantang angin yang bertiup kencang menimbulkan gelombang laut. Seman dan najun perahu terlepas diterpa ombak kecil. Si Aruken segera berinisiatif melompat keluar untuk memasang kembali najung dan seman, namun, tampa berhati-hati hingga akhirnya salahsatu najungperahu yang tajam menusuk perut Aruken hingga sobek dan bocor. Dan buah kelapa yang ditelan Aruken, semuanya keluar terhanyut oleh arus laut menghiasi atas laut. Ketika itu Mangabras yang menyaksikan kejadian ini....tertawa dan tertawa terpingkalpingkal......tertawa dan terus tertawa sepanjang waktu tak henti-henti....tertawa,,tertawa dan terus hingga tubuh mangabraspun hancur berkeping-keping.........demikian akhir cerita dari kisah ARUKEN dan MANGABRAS.
Kata kunci : Sangkal / menyangkal; kesetiaan & kejujuran
Penulis : Romawa Krisdo




Wednesday, October 3, 2018

Bersama Belajar Budaya Byak Papua ( B4P )

RARAMA BEBYE / SELAMAT DATANG / WELCOME



Youtube Channel Snon Byak'I
SafelinkU | Shorten your link and earn money 

https://byakpapua.blogspot.com/2018/10/philip-vlog-giveaway-oktober-2018.html

Monday, September 10, 2018

BEROK IYAFRUM BEYUNBERI

<< Malex >> << Kmur >>
Sebuah kalimat yang  menggambarkan sifat dari seekor ikan laut seperti ditunjukan digambar. Disebut menurut bahasa orang Byak (Biak) nama ikan ini adalah "Indafbo" atau sudah dikenal umum sebagai ikan "Kerapu".

Apakah yang dimaksud dari sifatnya "Berok Iyafrum Beyunberi" mungkin diantara pembaca belum pernah mendengar lagu dan membaca teks lagu ini, untuk itu penulis perlu lebih dahulu mengemukakan alasan mengapa mengenal hingga spesifik sifat dari ikan Indafbo, menurut namanya dalam pengertian bahasa Biak, disebut dalam terjemahan bebas menurut bahasa indonesia "Ikan Pelahap" ; ikan yang memiliki ciri mulut besar dan selalu terbuka. Setiap kali dalam memburu dan menemukan jenis ikan-ikan kecil untuk memangsanya selalu tanpa berpikir panjang dan langsung menelang dari mulutnya yang sudah terbuka dan besar, sampai-sampai ikan yang kecil yang dimangsanya tidak dapat dilepaskan lolos.

Ikan Indafboi, bukanlah sifat ikan memonopoli. Namun, selalu menunggu saat yang tepat untuk merebut mangsanya atau sebagai makanannya. Dan saat itu juga menguasai mangsanya. Biasanya orang-orang kampung yang sering memancing ikan Indafbo, lebih mengenal bahkan suka menceritakan sifat ikan Indafbo; tidak berlama-lama termasuk bukan kebiasaannya, jika mematuk-matuk umpan nelon dan kail alat mancing dari nelayan perahu yang sedang memancing. Justru ikan Indafbo sebaliknya, tidak begitu saja melihat dan membiarkan mangsanya bisa lolos. Dan itulah salah sifat ikan Indafbo paling menonjol dari jenis ikan lain didalam laut.

Orang biak memandang sifat ikan Indafbo merebut mangsanya tanpa memikir panjang, dianalogikan bilamana dalam praktek kehidupan rohani, menjadikan sifat dimana setiap insan manusia datang menyembah kepada Sang Penguasa Langit dan Bumi, Tuhan Yang Maha Pengasih. Perlu menyerahkan dalam totalitas kehidupan kita. Tentang Iman kepercayaan yang tidak memperhitungkan faktor untung dan/atau rugi, populer atau tidak populer, dan memusingkan diri didalam hal-hal keinginan daging dan meninggalkan hidup rohani. HINGGA MENJAUHKAN DARI DENGAN TUHAN.

Rumusan lengkap syair diciptakan oleh guru-guru Injil dan guru sekolah dengan mengambil konteks kehidupan orang Biak di jaman tahun 1960an.

Penggalan syair......

Komnis awer (janganlah kita menyerupai) insis inbeyan sarfer (ikan insis yang sedang memakan umpan dinelon pancingan) beyan sasos arah keryano (yang hanya mematok-matok sambil merasa-rasa dan pergi) ibyekada komnis indafmos bar syaa (dan sebaiknya kita menyerupai ikan indafbo) BEROK IYAFRUM BEYUN BERI (yang langsung saja menerkam dan tanpa melepaskannya dan membawanya pergi)

Kata kunci : Sumber daya kita (Talenta) dan Fokus.

Oleh : Malex Kmur