
Nama yang disandang sebagai " Binbyak " memiliki tanggungjawab yang berat dan sakral bagi setiap keret menurut adat Byak. Namun, dalam banyak kejadian dapat membanggakan bagi binbyak dan keret asalnya, juga kampung dimana tempat berasal. Yaitu, bahwa harapan setiap keluarga dan terutama keretnya mengharapkan anak laki-laki dapat melanjutkan dan/atau memperbesar keret. Tentu, anak yang lahir adalah seorang " Manbri " selain dapat membela keret dan dipihak lain membela kepentingan terkait asal usul (Binbyak) dalam hal ini om-om (Imem) adalah saudara laki-laki dari ibu kita (Awin).
Sesuai kebudayaan Byak, Binbyak lebih cenderung kawin keluar keret dengan atau perkawinan diluar dari keretnya, dimaknai perkawinan dapat menambah hubungan kekeluargaan antara keretnya dengan keret lain (Orang Biak dan Kolektifitas). Hal yang jarang terjadi dan apabila ini terjadi berarti langka manakala terpaksa kejadian perkawinan binbyak terjadi kedalam keret sendiri. Biasanya yang menjadi alasan cukup unik dan sakral-mengungkapkan dalam bahasa aslinya (Wos Byak) " Kobob Manbri be bandiba " artinya : terjemahan bebas arti yang tersirat : " Tidak mengirim/ menyerahkan Manbri keluar kepada pihak diluar keret " BERMAKNA : " Binbyak ini akan MELAHIRKAN MANBRI untuk pihak lawan; kawin kedalam agar Manbri ada didalam keret; kawin keluar sama dengan menjual Manbri / menguntungkan pihak lain ". Pada jaman dulu perkawinan kedalam keret sendiri jarang terjadi. Namun, dapat berbeda dengan situasi kondisi jaman sekarang, dimana dengan sendirinya terjadi pergeseran nilai-nilai, tuntutan dan motivafi serta kebutuhan yang melatarbelakanginya.
Kita dapat membedakan Binbyak melahirkan Manbri dan Binbyak menyandang Predikat/Gelar BINSYOWI. Dengan ketekunan serta ketaatan melaksanakan kewajiban adat sampai ketingkat Paripurna (Lengkap); semua Wor (Pesta) yang menjadi kewajiban adat dan tuntutan keluarganya dijalankannya dan kemudian barulah menerima gelar Binsyowi.
Penulis : Mananwir Keret Kmur.
No comments:
Post a Comment