Konon di pantai tanjung Bimoni Wombonda kisaran tahun 1964, ada satu buah
rumah bertiang kayu buah, didinding dari gaba2 { dari pelepah pohon sagu
disebut amper/ bhs biak }. Rumah ini hanya dihuni seorang tua laki-laki yang deformitas.
Laki-laki tua ini selalu duduk diposisi pintu rumahnya yang menghadap ke
tanjung BIMONI. Tepat dibatas pantai tanjung tumbuh pohon kelapa; melalui
kelapa inilah sering kali bisa membebaskan dan sekaligus membantu orang-orang lalu lalang menggunakan perahu
dayung (tenaga manusia ) dari dan ke kota biak tempo itu.
Sebuah pohon kelapa di tanjung bimoni,
tumbuh subur dengan daun yang padat maupun sarat buahnya. Disaat-saat tertentu
oleh perahu yang melintasi tanjung bimoni dan secara kebetulan tidak
menggunakan layar yg paten seperti biasanya mereka singgah ditanjung untuk
memotong 1 atau 2 pelepah daun untuk sekedar pengganti, sebagai layar agar
mengurangi menggunakan tenaga full mengayu; kecepatannyapun lebih lagi dari
hanya mendayung. Menurut cerita pengalaman orang lain yang pernah melintas
disini, mereka mengambil buah kelapa tesebut untuk melepas rasa haus. Dan tidak
merasa ada orang lain mengaku memiliki atau menanam kelapa tersebut hingga
kepada kompling juga melarang.
Suatu ketika di tahun yang sama, umur saya masih bayi, awin berniat menemui
kaka kandungnya " awin eba, namanya Juliana " , kawin dengan keret
Rumkabu, di Korido. Awin mengajak kakanda sy yang sulung, dan om saya namanya
Niko usia mereka saat itu masih kanak'kanak kir2 10 - 12 tahun. Awin sendiri
fyara(kemudi) dan om sy paling depan (nya rawen) dan kakanda sy duduk dekat sy;
ditidurkan awin didalam perahu ( wai papah) tidak pakai arsen---dijamin perahu
tidak masuk air kedalambya. Ketika mengayu perahu besar ini berangkat dari kampung
kelahiranku " Krisdori " atau pada waktu itu dikenal " mun byak
" (skarang termasuk swandiwe)membuat orang2 sekampung mulai mengawatirkan
dan membicarakan keberanian awin mengayu perahu sebesar " wai papa "
yang katanya sudah berlabuh berhari-hari diair laut dan tidak bisa didayung
sendirian apalagi hanya seorang wanita dan anak2 kecil.
Di tanjung bimoni perahu yang dikomandani awin, (fyara); awin memutuskan
singgah dan meminta om saya turun untuk memotong satu pelepah daun kelapa
sebagai agar bisa cepat sampai di korido.DAN ketika om saya sampai dan memotong
satu pelepa daun kelapa---secara tiba-tiba dikagetkan dengan suara keluar dari
rumah satu ditanjung......( ditirukan awin )
" kobeyo....mkoramumbrai munde i___do......mkuno awun e......
Insama mko buk da___wu__ne......inja mkowapuk srai ram iya___ba....
( logat wombonda )
Insama mko buk da___wu__ne......inja mkowapuk srai ram iya___ba....
( logat wombonda )
Sebegitu ketakutan om saya hingga hampir meninggalkan daun yang sudsh
dipotong........tetapi awin mencoba mensuport dan mengatakan " WAMKAK AWER
IBA NA MYUN DOYOBA....MBA IMA MANIS MONADA RIRYA....BYARK RO MOB OSER MBOI
SWADONYA IBA MONDA...)
Penulis : Anak kampung Krisdori mun byak ( warbyak )
No comments:
Post a Comment