ARUKEN ( IKAN PORO BIBI )
Tergolong jenis ikan laut, bentuknya bulat bisa mengempis dan mengembang
badannya hingga duri yang tajam disekujur bulatan tubuhnya berdiri tegak tajam,
sebagai cara untuk mencegah atau membelah diri jika dalam keadaan terancam bahaya.
Dikalangan masyarakat nelayan seperti di Biak, mengenal dengan sebutan '"
ikan poro bibi ". Selain nama daerah yang diberikan oleh orang tua byak
menurut artinya. Memang tidak banyak yang tahu tentang cerita rakyat orang byak
yang mrnjadi alasan hingga nama ini disebutkan kepada ikan yang diartikan
sebaga poro bibi ( perut besar dan makannya banyak).
Nama Aruken berasal dari bahasa biak berarti : " Sangkal/menyangkal
". Konon bermula dari cerita rakyat " Mankabras dan Aruken "
Cerita rakyat mengisahkan tentang sifat kedua jenis binatang yang ekosistim
hidupnya dilaut. Yaitu : Mankabras ( kepiting ) dan Aruken (poro bibi/.....?).
Kedua jenis ikan ini pada suatu ketika terikat dalam pertemanan akrab dan lebih
jauh perjalanan persahbatan, karena merasa senasib--sepenanggungan, seperti
kata dalam peri bahasa " berat sama dipikul ringan sama dijinjing "
ibarat makanan sekecil apapun dapat dibagi secara adil dan selalu menikmati
dalam kebersamaan. Keduanya memiliki hubungan persabatan tak pernah tercederai oleh
apapun dan berjalan normar-normal penuh keakraban.
Tiba pada suatu hari kedua makluk yang seiasekata ingin menjaga hubungan
persahabatan lebih langgeng ini, saling mengajak karena keinginan yang sama
ingin makan buah kelapa. Untuk itu sepakat mencari buah kelapa bersama. Mereka
dua bergegas mencari dan sampailah dekat pohon kelapa berada dipinggir pantai,
mereka berdua kemudian sepakat dan akhirnya si Mangabraslah yg lebih tepat bisa
memanjat pohon kelapa. Sedang Aruken yang menunggu dibawah. Kesepakatan lain
yang sudah diambil adalah semua buah yang diturunkan harus ditampung didalam
perahu dan mrnunggu mangabras turun, sesudah itu mereka mencari tempat yang
lebih aman dan sepi kemudian menikmati buah kelapa secara bersama-sama.
Kesepakatan kali ini ternyata tercedera oleh ulah si Aruken; setiap buah kelapa
yang diturunkan mangabras, semuanya ditelan dan tanpa menyisakan satu buahpun.
Ketika si mangabras turun dan bertanya dimana buah-buah kelapa? Si Aruken mulai
berkilah,,....dan mengatakan " setiap perahu yang datang dan berlayar
lewat ditempat ini saya bagi kepada mereka....jadi tidak ada yang sisa, Aruken
menyangkal sudah menelan buah kelapa itu sendiri......!!! Tanpa menunjukan
marah kepada Aruken, Mangabras berkata.....baiklah! kalau begitu kita segera
pulang agar kita bisa mencari makanan karena sudah lapar....! Mangabras tetap
bersabar dan ingin menjaga persahabatan yang sudah lama berjalan diantara
Aruken dan Manggabras
Aruken dan Mangabras segera kembali dengan mengayu kencang percahu kecil
yang mereka tumpangi. Kira-kira tidak lama perjalanan, mereka menantang angin
yang bertiup kencang menimbulkan gelombang laut. Seman dan najun perahu
terlepas diterpa ombak kecil. Si Aruken segera berinisiatif melompat keluar
untuk memasang kembali najung dan seman, namun, tampa berhati-hati hingga
akhirnya salahsatu najungperahu yang tajam menusuk perut Aruken hingga sobek
dan bocor. Dan buah kelapa yang ditelan Aruken, semuanya keluar terhanyut oleh
arus laut menghiasi atas laut. Ketika itu Mangabras yang menyaksikan kejadian
ini....tertawa dan tertawa terpingkalpingkal......tertawa dan terus tertawa
sepanjang waktu tak henti-henti....tertawa,,tertawa dan terus hingga tubuh
mangabraspun hancur berkeping-keping.........demikian akhir cerita dari kisah
ARUKEN dan MANGABRAS.
Kata kunci : Sangkal / menyangkal; kesetiaan & kejujuran
Penulis : Romawa Krisdo
No comments:
Post a Comment