Saturday, October 6, 2018

ARUKEN ( IKAN PORO BIBI )


ARUKEN ( IKAN PORO BIBI )
Tergolong jenis ikan laut, bentuknya bulat bisa mengempis dan mengembang badannya hingga duri yang tajam disekujur bulatan tubuhnya berdiri tegak tajam, sebagai cara untuk mencegah atau membelah diri jika dalam keadaan terancam bahaya. Dikalangan masyarakat nelayan seperti di Biak, mengenal dengan sebutan '" ikan poro bibi ". Selain nama daerah yang diberikan oleh orang tua byak menurut artinya. Memang tidak banyak yang tahu tentang cerita rakyat orang byak yang mrnjadi alasan hingga nama ini disebutkan kepada ikan yang diartikan sebaga poro bibi ( perut besar dan makannya banyak).
Nama Aruken berasal dari bahasa biak berarti : " Sangkal/menyangkal ". Konon bermula dari cerita rakyat " Mankabras dan Aruken " Cerita rakyat mengisahkan tentang sifat kedua jenis binatang yang ekosistim hidupnya dilaut. Yaitu : Mankabras ( kepiting ) dan Aruken (poro bibi/.....?). Kedua jenis ikan ini pada suatu ketika terikat dalam pertemanan akrab dan lebih jauh perjalanan persahbatan, karena merasa senasib--sepenanggungan, seperti kata dalam peri bahasa " berat sama dipikul ringan sama dijinjing " ibarat makanan sekecil apapun dapat dibagi secara adil dan selalu menikmati dalam kebersamaan. Keduanya memiliki hubungan persabatan tak pernah tercederai oleh apapun dan berjalan normar-normal penuh keakraban.
Tiba pada suatu hari kedua makluk yang seiasekata ingin menjaga hubungan persahabatan lebih langgeng ini, saling mengajak karena keinginan yang sama ingin makan buah kelapa. Untuk itu sepakat mencari buah kelapa bersama. Mereka dua bergegas mencari dan sampailah dekat pohon kelapa berada dipinggir pantai, mereka berdua kemudian sepakat dan akhirnya si Mangabraslah yg lebih tepat bisa memanjat pohon kelapa. Sedang Aruken yang menunggu dibawah. Kesepakatan lain yang sudah diambil adalah semua buah yang diturunkan harus ditampung didalam perahu dan mrnunggu mangabras turun, sesudah itu mereka mencari tempat yang lebih aman dan sepi kemudian menikmati buah kelapa secara bersama-sama. Kesepakatan kali ini ternyata tercedera oleh ulah si Aruken; setiap buah kelapa yang diturunkan mangabras, semuanya ditelan dan tanpa menyisakan satu buahpun. Ketika si mangabras turun dan bertanya dimana buah-buah kelapa? Si Aruken mulai berkilah,,....dan mengatakan " setiap perahu yang datang dan berlayar lewat ditempat ini saya bagi kepada mereka....jadi tidak ada yang sisa, Aruken menyangkal sudah menelan buah kelapa itu sendiri......!!! Tanpa menunjukan marah kepada Aruken, Mangabras berkata.....baiklah! kalau begitu kita segera pulang agar kita bisa mencari makanan karena sudah lapar....! Mangabras tetap bersabar dan ingin menjaga persahabatan yang sudah lama berjalan diantara Aruken dan Manggabras
Aruken dan Mangabras segera kembali dengan mengayu kencang percahu kecil yang mereka tumpangi. Kira-kira tidak lama perjalanan, mereka menantang angin yang bertiup kencang menimbulkan gelombang laut. Seman dan najun perahu terlepas diterpa ombak kecil. Si Aruken segera berinisiatif melompat keluar untuk memasang kembali najung dan seman, namun, tampa berhati-hati hingga akhirnya salahsatu najungperahu yang tajam menusuk perut Aruken hingga sobek dan bocor. Dan buah kelapa yang ditelan Aruken, semuanya keluar terhanyut oleh arus laut menghiasi atas laut. Ketika itu Mangabras yang menyaksikan kejadian ini....tertawa dan tertawa terpingkalpingkal......tertawa dan terus tertawa sepanjang waktu tak henti-henti....tertawa,,tertawa dan terus hingga tubuh mangabraspun hancur berkeping-keping.........demikian akhir cerita dari kisah ARUKEN dan MANGABRAS.
Kata kunci : Sangkal / menyangkal; kesetiaan & kejujuran
Penulis : Romawa Krisdo




No comments:

Post a Comment