(Cerita rakyat )
Kisah legenda Sekfamner, juga terjadi dikampung Fenomenal Napdori, distrik
swandiwe (peta pulau biak bagian barat) berawal mula dari seorang anak manusia
yang meng " AQ " dan menjawab dengan menggunakan bahasa yang diejakan
Sang Awin (ibunda). Man----da-----Ba----bo. (Mandababo)
Alkisah! Kampung yang disebut Napdori,,sesuai arti kata yang membentuk nama
kampung napdori, berarti : " karena didalam kampung ini terdapat jenis
batu-batuan kecil hanya ditemukan dipinggir sebuah kali atau pinggir air sungai
". Kampung yang konon didalamnya hidup juga seekor ular raksasa disebut
menurut sebutan nama kuno " Korben " cara menyebut dengan bunyi lafal
fonem " b " tidak jelas; memberi garis bawah pada fonem b, artinya
huruf b dimaknai menjadi huruf mati ( bunyi b...we)
Korben, seekor binatang memiliki kisah mistik ini, dari turun temurun
menjadi momok atau ancaman bagi penduduk kampung napdori---suatu saat tertentu
ketika menyerang kampung haruslah memangsa anak manusia, dan tidak bisa
dielakan! Keadaan menyerang dari seekor korben, selalu dipicu oleh bau ikan
tertentu yang dibakar dan aroma bau tercium oleh si Korben.
Mnu Napdori iprime, snongaku nowerfa sbe boyasiba ( artinya : kampung ini
telah dingin/sepi karena tidak ada aktifitas manusia yang menghuni dan
melakukan kegiatannya lagi...!!!!)
Hanya tersisa dan tinggal 2 (dua) sosok anak manusia yang menghuni kampung,
yakni Sekfamner dan ibundanya. Sang Awin mulai mengkhawatirkan keselamatan
anaknya yang tumbuh besar sebagai remaja dan sudah pemuda gagah. Hingga
muncullah ide dari Sang Awin, tiada jalan lain selain mengajar Sekfamner untuk
menaklukan " Korben " binatang buas yang menelan manusia dan termasuk
harta benda milik manusia.
Inilah strategi dan siasat yang digunakan untuk membunuh raksasa dari
seorang pemuda " mandababo " diajarkan sang Awin, memerankan
tugas-tugas seprti berikut ini :.................
" sekfamner, pergilah dan kumpulkan batu-batu kerikil yang banyak dan buatlah 7 para-para secara bertingkat mengikuti tinggi dari sebuah bukit. Setiap para-para ditumpukkan batu-batu kerikil diatasnya. Dan, sekfamner telah melaporkan kepada Awin, semua tugas dan perintah Awin sudah dilaksanakannya.....kemudian, awin memberikan tugas lain yang masih terkait tugas pertama .....sekfamner, pergilah kepantai dan tangkaplah seekor ikan nama ikan itu " inamas " bawalah kemari kalau sudah tangkap ikan ini. Tugas inipun berhasil dilakukan dengan baik dan Sekfamner menunjukan kepada sang awin, persis seperti yang dimaksud oleh awin (sang bunda). Tibalah saatnya aksi yang dirancang sang bunda dilakukan bersama sekfamner si pemuda gagah perkasa. Selanjutnya......Sang bunda merasa penting untuk menjelaskan kepada anaknya peran mereka masing-masing menghadapi raksasa Korben....."
" sekfamner, pergilah dan kumpulkan batu-batu kerikil yang banyak dan buatlah 7 para-para secara bertingkat mengikuti tinggi dari sebuah bukit. Setiap para-para ditumpukkan batu-batu kerikil diatasnya. Dan, sekfamner telah melaporkan kepada Awin, semua tugas dan perintah Awin sudah dilaksanakannya.....kemudian, awin memberikan tugas lain yang masih terkait tugas pertama .....sekfamner, pergilah kepantai dan tangkaplah seekor ikan nama ikan itu " inamas " bawalah kemari kalau sudah tangkap ikan ini. Tugas inipun berhasil dilakukan dengan baik dan Sekfamner menunjukan kepada sang awin, persis seperti yang dimaksud oleh awin (sang bunda). Tibalah saatnya aksi yang dirancang sang bunda dilakukan bersama sekfamner si pemuda gagah perkasa. Selanjutnya......Sang bunda merasa penting untuk menjelaskan kepada anaknya peran mereka masing-masing menghadapi raksasa Korben....."
Awin : menyalakan api, dan mulai membakar kayu sekaligus membakar batu
disetiap para2 hingga menjadi batu yang membara, sekfamner ditempat pada para2
pertama paling rendah,,karena awir sudah membayangkan anaknya lebih gesit dan
cekatan bergerak.....awin memerintahkan Sekfamner membakar ikan (inamas) untuk
memancing Seekor Naga keluar dari persembunyian.......Awin memberikan
petunjuknya....jika Si Korben, mulai mencium bau ikan ini, dia akan datang
segera.....apabila korben muncul dan bertanya seperti ini : MANDABABO ke
Mandakwar...???......maka, segera jawab dia, dengan mengatakan :
Mandababo....JIKA menjawab seperti itu, korben akan merasa ada
penantangnya.......dan dia akan semakin ganas dan menyerang......! Tak lama
berselang ikan itu dibakar dan aroma ikan sudah tercium oleh Korben.....
Suara gemuruh angin dan tumbangnya pepohonan tumbuh disepanjang jalan yang
dilalui si Korben mulai terdengar.....tak lama kemudian memuncul
kepalanya...dengan kesombongannya, karena merasa tak pernah ada makluk manusia
yang berani dan bertahan melawannya.......dengan suara lantang oleh
kecongkakannya .....bertanya.....MANDABABO KE MANDAKWAR ( Artinya : Pendatang
baru ka.? Atau...penghuni yang Lama disini.....) dengan spontan tanpa ragu-ragu
penuh keberanian, tidak menunjukan rasa ketakutan pemuda Sekfamner menjawab
seperti diajarkan Sang Awin.....MANDABABO....WUI...WUI.....MANDABABO ( artinya
: melompat-lobat sambil menjawab....pendatang baru.......).Sembari
mempersiapkan parang digenggaman tangan kanan nya, busur dan anak panah disebelah
kiri merupakan peralatan persiapan perang nelawan si Korben.
Si Korben mulai menunjukan kekuatannya.... membuka mulut lebar2 sambil
mengambil ancang-ancang menerkam sang anak muda, mengarahkan mulut nya kepada
sekfamner, tetapi sekejap kilat Sekfamner dengan lincah sudah memotong tali2
yang mengikat para2 hingga batu2 yg sudah jd bara runtuh mengikuti para2 dan
semuanya tertelan dan masuk kedalam mulut si Korben yang sudah terbuka
lebar....! Segera sekfamner berpindah ke para2 kedua, ketiga..... dan.....seterusnya.....
dikejar trus hingga kepara-para tingkat ke-6 , disana sang Awin berada diposisi
para2 ke7 memberi perintah dan terus memperhatikan serta mengingatkan
Sekfamner.....rupanya Korben mulai menunjukan ketidak berdayaan, Saking tak
tahan sekian banyaknya batu membara yang sudah ditelannya, si Korben,
membentur-benturkan kepalanya dan ingin menghabiskan kedua makluk manusia yg
sudah berada di posisi para2 ke7, saat Korben membuka lagi mulutnya saat itu
juga Sang Anak Muda Sekfamner menarik panah dan melepaskan anak panah dari
busurnya, dengan akurat masuk dari mulut naga dan menembus semua organ vital
didalam tubuhnya. Ketika itulah kekuatannya dilumpuhkan serta seluruh kekuatan
si raksasa Korben menunjukan tidak berdaya lagi.....hingga jstuh dan mati.
Sang Pemuda Sekfamner, melompat-lompat kegirangan..sebagai tanda telah
menaklukan si Raksasa dan Sekfamner sebagai pemenang. Dan memotong-motong
Korben dengan parangnya.....dan potongan-potongan tubuh Korben, tinggal membatu
hingga hari ini ......di tempat ini ada keluar air....mata air ini disebut
" Wur Afyak!......dimasa kecil, penulis sering bermain ditempat ini!
Penulis :
Cucu dari Insar Apus Bin Kararbo (Awin dari Bapa) asal dari kampung Napdori.
Cucu dari Insar Apus Bin Kararbo (Awin dari Bapa) asal dari kampung Napdori.
No comments:
Post a Comment