Tuesday, September 4, 2018

PAPUS NIK ( Ramuan Khasian )

Orang Biak didalam kebudayaanya tidak mengenal dan/atau bukan tempat berasalnya hal - hal yang berhubungan dengan " Black Magic " kekuatan magis yang dimiliki untuk berkeperluan secara negatif ; dalam hal ini merugikan bagi sesama manusia.
Sejak leluhur suku Byak hanya mengenal kekuatan dari khasiat ramuan sebutan dalam bahasa byak kuno disebut NIK PAPUS atau diartikan menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) berarti " Ramuan khasiat ". Yang dapat digolongkan dalam artian sebagai ramuan khasiat , adalah antara lain : # WUI (Daun-daunan) ; AI (Kayu-kayuan) dan WOS (Mantera).

Bagi orang Byak (Orang Biak asli) kepemilikian kekuatan magis (Black Magic) diperoleh dari luar daerah atau bukan berasal dari suku Byak, dan telah diketahui tempat berasalnya seperti : Waropen, Yapen, Wandamen, Raja ampat dan kepulauan Key. Sedangkan bagi sebagian orang Biak yang tergolong dalam memilki Black Magic, meyakini bahkan cenderung mengakui, mengungkapkan bahwa memiliki kekuatan magis bermanfaat sebagai kekebalan dan untuk pertahanan diri; sebab dengan black magic tertentu diperlukan dan berguna, ketika merantau kedaerah lain. Dan di daerah asalnya sendiri selalu melakukan uji coba kekuatan kepada pemilik Black Magic yang sama. Apabila mampu dan bertahan melakukan perlawan terhadap kekuatan lain, maka dapat memastikan diri sebagai yang paling kuat dan mampu melawan dan bertahan. Dan pada dasarnya tingkat kekuatan serta kemampuan bertahan sangat ditentukan sejauh mana kekebalan magic dapat melakukan perlawanan termasuk mampu mengalahkan/mematahkan atau memusnakan lawan yang sama menggunakan Black Magic.
" Papus Nik " merupakan bahan natural andalan didalam dituasi perang suku dan didalam hal tindakan pengobatan oleh para tabib (Mon) dijaman purbakala orang byak mupun ritual-ritual antara lain seperti : ritual/upacara : Fan Nanki . Orang-orang byak yang terbukti memegang teguh ramuan berkhasiat inilah mereka menyebut dirinya : BYAK; Artinya : orang udik, tidak mengenal laut (Tidak memiliki ketrampilan mendayung perahu), pemakan ular dan daun-daunan didalam hutan.
Penulis pernah membagikan tulisan tentang Papus Nik didalam bentuk rumus matematika : (An wui + uf ai + ap wos) -- korsinan
Terjemahannya : 
(Makan daun + pegang kayu + ucap mantra) - tulang punggung

Pengertiaannya :
(Makan daunnya + pakai kayunya + sebutkan mantranya) berarti telah sampai tingkat sempurnah. Bagi siapa yang mencapai tingkat kesempurnahan ini----memberi kesan bahwa telah terjadi ritual pemegang NIK PAPUS baru. Secara kepercayaan dalam ritual orang BYAK berartipula telah menyerahkan tulang punggung (Korsinan) kepada generasi baru.

By. Mananwir keret Kmoer

No comments:

Post a Comment