KEBERADAAN WOR BIAK PASCA TAHUN 1990
Kedua pengaruh yang dilukiskan di atas sudah lama berlalu sejak Irian Barat diserahkan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Gereja Kristen Injili di Irian Jaya yang melanjutkan pekerjaan Zending dan telah berhasil mengkristenkan semua orang Biak, ingin kembali memanfaatkan seni Wor sebagai musik Gerejawi dalam rangka Theologi Kontekstualnya. Sedangkan pemerintah di sisi lain memeberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap etnik dibumi Nusantara untuk melestarikan seni budayanya dalam rangka memperkaya khasanah Budaya Nusantara yang ber-Bhineka Tunggal Ika, sekaligus memperkuat ketahanan nasional di bidang kebudayaan. Namun hambatan baru muncul justru dari generasi muda Biak Numfor sendiri yang lahir paska Keputusan Kainkain Karkara Biak. mereka ini sebetulnya tidak lagi mengalami suasana traumatic seperti yang dialami orang tua dan kakek-kakek mereka kendati demikian generasi ini nampaknya dihantui oleh bentuk ketakutan baru yang berpautan dengan struktur dan pola nada Wor Biak yang tidak lazim seperti lagu-lagu diatonis yang dipelajari di sekolah, di gereja maupun yang didengar melalui radio dan televisi, sehingga mereka beranggapan bahwa lagu-lagu Wor sangat asing dan sangat sulit untuk dinyanyikan. Di samping itu mereka menganggap diri sudah modern sehingga merasa malu kalau menyanyikan lagu-Iagu Wor yang dianggap ketinggalan jaman.
Data terakhir yang dicatat pada awal decade 1990-an menunjukkan bahwa diseluruh
kabupaten Biak Numfor hanya terdapat tiga (3) kampung yang masih aktif dan secara
utuh menguasai dan menyanyikan kedelapan belas jenis lagu Wor Biak, adalah : kampung
Rarwaina dan Dernafi di kecamatan Biak Utara dan Kampung Opieref di kecamatan
Biak Timur serta kampung Samber di kecamatan Yendidori. Meski demikian dapat
dipastikan bahwa setiap kampung di Biak Numfor sampai saat ini masih memiliki
penyair Wor, Baik pria maupun wanita, walaupun jumlahnya sedikit karena digusur
usia. Kendati mereka tidak menguasai seluruh jenis Wor Biak tetapi beberapa
jenis populer seperti "Beyuser” dan Dow Mamun” dapat digubah dan
dinyanyikan dengan baik. orang-orang ini sering membentuk group- group duet, trio
atau quartet dan menyanyikan Wor Refo pada setiap kebaktian hari minggu. Group-group
Refo yang menyanyikan Wor-wor Alkitab inilah yang akhir- akhir ini sedang
menggejala di kampung-kampung dan jemaat-jemaat di Biak Numfor.
(Kumpulan
artikel Eksistensi Wor Byak)
No comments:
Post a Comment